Rabu, 26 Oktober 2016

Berlari ke Hutan

Berlari ke hutan, berharap tak pernah ditemukan sesiapa, pun dia...
Menyaruk dedaun, membelah semak, terseok di tikungan, terhalang kabut, disembunyikan rerimbun dan pohon besar menyambutku...
Aku terus berlari, menembus batas-batas dan larangan,
ketengah hutan yang sunyi dan gulita

berlari ke hutan, berharap menemukan apa yang tak dicari

Minggu, 23 Oktober 2016

2016 Pun Menangis

Udara Kota Bandung cukup melankolis, dan aku kembali memutuskan rutin menulis pagi di sela kegiatan bunuh waktu yang tak kupahami harus kuisi dengan apa selain nulis di depan leptop dengan seabreg ide di kepala.
Sejujurnya aku lebih suka di luar, bersama anak-anak, menuntaskan rindu dan melelahkan diri dalam kegiatan fisik, tapi Allah berikan keleluasaan padaku agar aku duduk dan mengetik. Mestinya itu disyukuri, akan ada dimana nanti eli merindukan aktivitas seperti ini.
Keluarga kecilku, bunda ingin menulis lagi..
Aktivitas di sini alhamdulillah terkendali, sejauh ini bunda mampu beradaptasi.
Mulai dari kuliah (yang memang ada tugasnya, mesti baca lebih banyak), kemudian bunda senang sekali membuat artikel jadi bunda sibukkan diri juga untuk baca-baca bahan artikel walau masih dalam bahasa Indonesia.
Bunda juga senang organisasi, jadi beberapa (sau hari/minggu) bunda isi dengan gabung di kelompok remaja yang insya Allah mencintai Allah dan ALQuran, bunda jadi punya teman baru namanya Abir Lamih (suka dipanggil Ami), bunda senang berteman dengannya...
Kenapa bunda namakan artikel ini 2016 pun menangis?
Ehm... karena bunda memiliki sesuatu yang bunda tak mau menyebutnya, yang membuat hari bunda jadi suram, anakku sayang.
Bunda ingat Allah melarang kita membuka aib bukan, bunda takut tuisan ini tidak hanya dibaca oleh kalian kelak, tapi juga oleh orang lain, yang dengan itu bunda menjadi aib untuk kalian.... tahanlah lisan kalian dari bertanya tentang apa itu yang membuat hari bunda suram.
Sini bunda ceritakan saja hal lain, bunda di sini sekolah dengan beasiswa yang sejatinya pasti dari Allah, Nak. Bunda telah memetakan kebutuhan Bunda sampai Desember dengan uang beasiswa itu, tetapi Allah inginkan Bunda melakukan sesuatu yang akan membuat bunda termotivasi, apa?
Bunda kehilangan peta, atau peta yang bunda buat hilang atau rusak, atau tanpa sengaja bunda simpan di saku baju, dan bunda kehujanan lalu kertas peta itu pun hancur jadi bubur kertas.
Bunda harus banting tulang agar peta itu bisa kembali, atau setidaknya agar kapal menuju pulau desember tidka tenggelam di lautan karena habis bahan bakar.
Bunda dibantu seorang bunda lain (bernama Bunda Risa Wismaliya) untuk bersama berpegangan tangan agar bunda tak karam, bunda ikut memprivat dua orang anak perempuan cantik-cantik bernama Salsa dan Adel, anak orang kaya. Bunda sayang mereka, melihat mereka bunda sellau ingat kalian, hanya mungkin nanti kalian bukan anak orang kaya dan kalian tak akan pernah mendapat guru privat, karena bunda ingin bunda saja yang menemani kalian belajar menajdi dri kalian sendiri.
Bunda menemani mereka, kadang mereka menjengkelkan karena moodnya yang sangat naik turun, tapi dari mereka bunda belajar kesabaran, bunda belajar bagaimana sabar itu... bunda banyak belajar dari mereka, bunda termotivasi mencari buku bagaimana mengajarkan baca tulis hitung untuk pemula, ah senangnya...

Nak, itu hanyalah sepenggal... lainnya Bunda minta maaf, di sini bunda tak bisa menjaga kalian, Bunda banyak salah, bunda harap kelakuan bunda saat ini tidak diturunkan pada kalian, kalian cahaya mata bunda, kalian peninggi kalimah tauhid, kalian pencinta kebenaran dan kebijaksanaan, kalian penyejuk mata umat.... ambillah hal yang baik dari bunda, dan tahanlah sekuat-kuatnya keburukan bunda, jadilah manusia yang terus perbaiki diri, keluarlah dari rumah dengan perasaan tawadhu... bunda yakin kalian adalah yang terbaik dari semua harta yang bunda miliki.

Terima kasih nak, bunda terasa sangat kuat menulis ini, karena amat yakin suatu hari engkau akan hadir di sini, bersama bunda dan mungkin membacakan tulisan-tulisan ini.

Bunda mohon, doakanlah semua nama yang bunda tulis di blog ini, mereka telah baik ke Bunda.
Suatu hari, engkau yang akan meneruskan bunda menulis di blog ini, jika bunda sudah tidak ada lagi di dunia.

Ya Rabb jagalah keluarga kami. Ampuni kami atas dosa-dosa kami. jangan hukum kami atas segala dosa yang telah kami lakukan, Engkaulah Pemaaf, Engkaulah penerima taubat.

Bunda Eli :)

catatan:
ini masih oktober, 2016 belum berakhir, sisakan untukku sebuah senyum di dua bulan terakhir ini ya Allah, aamiin. Semoga yang terbaik segera tiba. Karena ruang tunggu sudah terlalu sesak.