Jumat, 08 September 2017

Sebentar Lagi Saja

Aku tahu ada rindu yang menyeruak, setiap pagi dari embun-embun yang dingin di ujung pucuk daun..
tentang nama kamu

Tapi aku selalu menelan ludahku, mengekang lisanku, untuk tak mengatakan apapun pada mentari...
Jika saja, bukan karena doa... kamu bilang... kita akan mati terbunuh perasaan kita sendiri

bukankah itu berlebihan?
Aku tersenyum, kamu selalu begitu, ya..

Sudahlah, kita jalani ke depan, hari-hari dimana hati kita tujukan pada Allah semata...
Aku tak mau menutup hari dengan gelisah,
Sejak kini, aku akan memperlakukan setiap hari dengan kebahagiaan, insya Allah.
Bersama dengan yang kita sayangi, dna menyayangi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar