Minggu, 20 Maret 2016

Ini hanya Ruang

Jika hati kita adalah ruang, maka jangan biarkan ia kusam berdebu
AKu tahu, ada seorang kamu, sering diam-diam membaca tulisanku...
entah karena penasaran, atau karena kamu suka tulisan-tulisan picisan...

dan sejujurnya aku sedikit terganggu...
Kadang aku malu, jika bertemu dalam kenyataan, bahwa kamu seorang manusia, dan aku juga...

 Pada akhirnya aku memilih pura-pura,
Pura-pura saja tidak tahu, pura-pura saja kau bukan manusia,

--------------------------------------------
Biar aku bebas menulis, semauku, semaunya;

Udara panas malam ini, kamar ini seperti sauna, padahal rintik hujan turun 2 jam lalu. Walau kini sudah reda, harusnya bisa sisakan udara sejuk.

Sebelah kananku, ada sebuah gambar, lekat menatap, gambar-gambar di masa lalu yang kupajang seenaknya.
Di sebelah kiriku, berkas-berkas kuliah bercecaran, aku sedang tidak mencari berkas itu, tapi mereka keluar dan mengingatkan tentang tenggat studi yang harus kuambil...

Ya aku menjadi sedikit sadar daan sedikit sembuh dari kerinduanku pada yang tiada.

ya sampai saat itu tiba

Percayalah ini yang terbaik,
jangan ada benci apalagi caci,
kita telah dewasa bukan?
bukankah dewasa selalu siap menghadapi kenyataan... melepaskan dan merelakan
kita masih bisa bertemu... dalam nyata atau dalam doa, .
kita masih bisa saling mendoakan...
kita masih bisa saling membahagiakan, dalam peluk dalam tawa, atau rindu

ini bukan kepergian...
kita hanya sama-sama ingin meraih tujuan
tolong jangan anggap ini perpisahan
hanya raga saja yang terpisah...
tapi hati kita saling bertautan...

----------------------------
Semua akan kembali baik-baik saja...
----------------------------

Tepat dua minggu lagi, bunda memutuskan untuk kembali berjalan, Nak.
Dengan segala resiko yang akan Bunda terima. Bunda akan menjadi seorang penganggur lagi yang patah hati, yang tak tentu arah lagi, yang mengisi hari dengan serabutan sekedar membunuh waktu...

Ini bukan hanya tentang waktu yang harus terisi, ini pun tentang keselamatanmu Nak.
Bunda harus menjauh dari hal yang membuat Bunda lupa diri, suatu hari Bunda akan bercerita: masalah apa yang menimpa bunda.

Masalah yang hanya di hati Bunda, masalah yang sangat menyalahi pemahaman Bunda, masalah yang terlalu dibesarkan oleh perasaan sendiri.

--------------------------

Pelariannya adalah berpisah
Karena tidak ada solusi lain selain men-sterilkan diri, dan kembali pada syariatnya.
Memaafkan, menyayangi, dan kembali.

ya, sampai saat itu tiba, Bunda harus bisa tegas dan kuat.
ya, sampai saat itu tiba, harus konsisten dengan keyakinan bunda.

Selasa, 01 Maret 2016

Hanya Curhat

Memang satu-satunya cara agar tahu, dia jodoh kita atau bukan adalah dengan mengajaknya menikah...
kau tahu yang... aku jelas-jelas tak bisa mengenali.. kapan aku siap?

Seorang pria yang gigih terus menerus, hampir satu bulan sekali, dua minggu seklai mengajak menikah...
jelas-jelas aku tak siap, tak siap dengannya. Tanya kenapa?
Allah, takut jika alasanku bersipat duniawi...

memang dia tak sempurna, juga aku..
tapi visi misiku terlalu berbenturan dengan prinsipnya, apa pasal?

aku hanya ingin dengan ia yang dengannya akhlakku semakin baik, itu saja...
aku ingin dnegannya, aku merasa surga lebih dekat..
aku ingin dengannya, aku mearasa dekat dengan MU...

APapun iming-imingnya, jika bukan karena mu, kumohon selamatkan aku ya Allah...
aku hanyalah manusia yang masih mencari, apa siapa, dan bagaimana

Allah, lindungilah...